SEJARAH ISLAM : PENGUSIRAN YAHUDI
Asal Usul Kaum Yahudi Madinah
Kaum Yahudi yang mendiami Madinah sejatinya berasal
dari Palestine. Ada yang beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang yahudi
tulen. Mereka adalah bagian dari kaum yahudi yang tersebar ke berbagai daerah
karena serangan Kerajaan Babylonia hingga Kekaisaran Roma yang membawa ajaran
Nasrani. Mereka mencari tempat perlindungan dan pemukiman baru ke daerah-daerah
yang berhubungan langsung dengan Palestine.
Kedatangan Rasulullah ke Madinah
Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, penduduk Madinah
itu dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
- Kaum Muslimin (Anshar dan Muhajirin)
- Kaum Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Quraizah,)
- Bangsa Arab yang belum menganut Islam.
Rasulullah membuat suatu perjanjian antara kaum
Muslimin dan golongan laiinya dengan maksud hendak menciptakan suasana bantu
membantu dan sifat toleransi antara golongan – golongan tersebut.
Adapun keringkasan dari perjanjian tersebut adalah
sebagai berikut:
- Tiap golongan memiliki kebebasan dalam beragama dan berpolitik
- Tiap golongan bebas melaksanakan ajaran agamanya masing – masing
- Seluruh penduduk Madinah, baik Kaum Muslimin maupun Yahudi, harus bantu membantu dalam bidang moril dan materiil. Mereka dengan bahu membahu harus menangkis semua serangan terhadap kota Madinah
- Dalam segala hal Rasulullah adalah pemimpin teratas bagi seluruh penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.
Disamping itu Rasulullah banyak membuat aturan –
aturan dan ketentuan – ketentuan untuk mengatur masyarakat berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadist.
Seluruh peraturan yang dibuat oleh Rasulullah
berkenaan dengan tata kehidupan masyarakat kota Madinah tersebut dikenal
kemudian dengan sebutan Dustur Madinah (Konstitusi Madinah atau Piagam
Madinah), yang secara lengkap terdiri dari 47 fasal, mencakup masalah –
masalah kemasyarakatan dan politik, yang diakui oleh para ahli kemudian sebagai
refleksi dari pikiran Rasulullah yang amat jenius. Dengan dikeluarkannya Piagam
Madinah, berarti telah lahir suatu Pemerintahan islam dengan sistem politik
yang modern. Pemerintahan baru bentukan Rasulullah berdasar Piagam tersebut
menunjukkan bentuk kekuatan atau lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif.
Sistem otoritas politik tersebut kini dipakai oleh berbagai pemerintah di dunia
modern.
p Pengusiran Kaum Yahudi Dari Madinah
1. Perang Bani Qainuqa
Perang Bani Qainuqa adalah perperangan yang terjadi
antara Kaum Muslimin dengan Kaum Yahudi Bani Qainuqa. Perperangan ini terjadi
pada bulan Syawal 2 Hijriah dan Dimenangkan oleh Kaum Muslimin.
Sebab-Sebab Perperangan
Ketika ada seorang wanita muslimah berbelanja di pasar
Bani Qainuqa, orang-orang Yahudi melecehkannya dengan meminta agar wanita
tersebut menyingkap jilbabnya. Tentu saja wanita tersebut menolaknya. Kemudian
seorang penjual perhiasan mengikat ujung pakaiannya tanpa dia ketahui sehingga
ketika dia berdiri aurat wanita tersebut tersingkap diiringi derai tawa
orang-orang Yahudi di sekitarnya. Wanita tersebut berteriak kemudian salah
seorang sahabat
datang menolong dan langsung membunuh pelakunya. Namun, kemudian
orang-orang Yahudi mengeroyok dan membunuhnya.
Ketika berita ini sampai kepada Nabi Muhammad SAW,
beliau langsung mengumpulkan tentaranya, dan memberikan bendera perang kepada
Hamzah bin Abdul-Muththalib. Lalu mereka menuju Bani Qainuqa. Ketika melihat
Kaum Muslimin, orang-orang Yahudi segera berlindung di balik benteng-benteng
mereka. Pasukan Rasulullah SAW mengepung mereka dengan rapat selama 15 hari
pada bulan Syawal hingga awal Dzulqaidah tahun 2 Hijriah.
Akhirnya Bani Qainuqa menyerah karena ketakutan melanda
mereka. Lalu mereka menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah SAW. Abdullah
bin Ubay bin Salul dengan gaya kemunafikkannya membujuk Rasulullah SAW agar
tidak membunuh mereka. Rasulullah SAW akhirnya mengusir mereka dari kota
Madinah agar tidak tinggal berdampingan dengan kaum Muslimin.
2. Perang Bani Nadhir
Bani Nadhir adalah sekelompok orang Yahudi yang
bertetangga dengan kaum Mukminin di Madinah. Mereka telah mengadakan perjanjian
damai dan tolong menolong dengan kaum Muslimin, sebagaimana telah diceritakan
di atas. Tetapi karakternya yang jahat itu tentulah selalu menggodanya untuk
membatalkan janji dengan kaum Muslimin. Mereka telah melakukan penghianatan
besar. Perang ini bermula dari rencana busuk orang-orang Yahudi untuk membunuh
Rasulullah SAW. Ketika itu Rasulullah SAW berada di perkampungan bani Nadhir,
orang Yahudi dari suku tersebut berancana membunuh beliau dengan menimpakan
batu besar dari atap rumah ke atas kepala Rasulullah SAW.
3. Perang Bani Quraizah
Mereka telah membantu musuh kaum Muslimin, yaitu orang
– orang Quraisy yang menyerang kaum muslimin di Madinah terutama pada perang
Ahzab tahun ke 5 Hijriyah. Ketika perang Ahzab (Khandaq) ini, Yahudi melanggar
perjanjian Madinah yang telah disepakati bersama yang isinya antara lain,
saling mengadakan kerjasama dalam mempertahankan Madinah jika diserang musuh.
Mereka tidak mau memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin ketika pasukan
Quraisy telah mengepung kota Madinah, bahkan sebaliknya mereka bersekutu dengan
pasukan Quraisy menyerang Rasulullah.
Menurut suatu riwayat yang diperkenalkan oleh Imam
Bukhari, Aisyah menceritakan, “Sewaktu Perang Ahzab (Khandaq) selesai,
pulanglah Nabi ke rumah dan beliau terus menggantungkan senjatanya, lalu mandi.
Pada waktu itu Jibril datang kepada beliau seraya mengatakan: Sudah kau
letakkankah senjatamu? Demi Allah, aku belum lagi rneletakkannya. Di mana lagi
kita akan benperang? tanya Nabi saw.
Disana, jawab Jibril sambil menunjuk ke daerah yang
didiami oleh Bani Quraizah. Kemudian Nabi pun keluar kembali mengumpulkan
tentara-tentaranya.”
Kepada pasukannya, Nabi memerintahkan untuk segera
berangkat dan agar semua orang bisa mendapatkan waktu shalat Ashar di
perkampungan Bani Quraizah. Mereka diperintahkan untuk melaksanakan shalat
Ashar di sana. Mereka segera berangkat dengan kekuatan 3.000 orang tentara dan
bendera Islam di pegang Sayidina Ali r.a. Sesampainya di wilayah perkampungan
itu, Ali r.a. dengan sigapnya segera mengintai musuh yang bertahan di dalam
benteng-bentengnya. Ketika itulah beliau mendengar orang-orang Yahudi mengutuk
Nabi dan isteri-isterinya, dengan kata-kata yang kotor. Hal ini dilaporkan Ali
kepada Nabi dan minta agar Nabi saw. tidak mendekati benteng-benteng tersebut.
Nabi memerintahkan pasukannya agar mengepung
perkampungan Yahudi itu secara ketat. Pengepungan terus berlangsung selama 25
hari. Sebenarnya Bani Quraizah dapat bertahan dalan pengepungan tersebut dalam
waktu lebih lama, mengingat kuatnya benteng mereka dan tersedianya bahan
makanan dan minuman di dalamnya. Sementara di sisi lain, udara dingin tanpa
perlindungan menghadang kaum muslimin disertai rasa lapar yang sangat. Namun
peperangan ini lebih bersifat perang urat syaraf karena mereka dihantui rasa
takut oleh kekuatan kaum muslimin, akhirnya orang Yahudi Bani Quraizah tunduk
dan mereka menyerahkan keputusannya kepada Rasulullah SAW.
Komentar
Posting Komentar