Sejarah Perekonomian Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri (dikenal juga
sebagai kerajaan Daha, 1050-1222) di Jawa Timur membangun angkatan lautnya dan
menanamkan hergemoninya di pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian timur.
Kawasan Indonesia dengan demikian dikuasai oleh dua kerajaan. Di walayah barat
Sriwijaya memegang kekuasaan, di timur
kerajaan Kediri yang berkuasa.
Sejak
abad IX, kekuasaan di Jawa terfokus di Jawa Timur.Dalam abad ke XI kerajaan
Kahuripan dibawah Erlangga melakukan persiapan-persiapan untuk menyelenggarakan perdagangan laut, seperti misalnya
perbaikan hilir sungai Brantas yang memungkinkan perahu lebih dapat masuk ke
wilayah pedalaman.Sudah terdapat perkampunhan
asing di Jawa Timur, misalnya perkampunhan Keling, Dravida, Singal, Pegu, Kamboja.Pelabuhan Tuban pada abad
XI diperkirakan memiliki perdagangan laut dan memiliki posisi penting sebagai
bandar Jawa Timur dalam hubungan ke arah timur maupun ke arah barat. Kota ini
lama sekali bertahan menjadi kota pelabuhan penting. Ke arah barat, pada abad
ke XII, kapal-kapal Jawa sudah berlayar sampai ke Annam (Vietnam).
Menurut
berita orang-orang Cina, kota yang menjadi pangkalan utama perdagangan laut
Jawa Timur semula adalah Ujung Galuh (Jungya-lu atau Chung Kia Lu). Pada abad
XIV pangkalan utama itu pindah ke Tuban. Disamping Tuban, pangkalan lain yang
lebih kecil adalah Sedayu, Lasem, Brondong, Canggu, Surabaya, Gresik, dan
Jaratan. Tuban memonopoli perdagangan Jawa hingga kurang lebih tahun 1400.
Peredaran
uang pada masa itu telah berlaku, yaitu uang emas dan perak. Keratan-keratan perada-perak dipakai sebagai
uang.Namun demikian, para pegawai
kerajaan tidak menerima gaji berupa uang, melainkan berupa hasil bumi. Agaknya
hasil bumi ini diperoleh dari setoran wajib yang diberlakukan untuk rakyat.
Dengan demikian, meskipun peredaran uang telah dikenal, tetapi penggunaanya hanya sebatas sebagai
alat tukar atau alat pembayaran
dalam perdagangan.
Komentar
Posting Komentar