Pendidikan Islam Zaman Kerajaan
1.
Kerajaan
di Aceh
Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia
adalah Pasai, berdiri pada abad ke-10 M, dengan rajanya yang pertama Al-Malik
Ibrahim bin Mahdum dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah. Ibnu Batutah
dari Maroko, mengelilingi dunia dan singgah di kerajaan Pasai pada zaman
Al-Malik Al-Zahir menerangkan sistem pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan
Pasai, sebagai berikut:
a.
Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syariat ialah
fiqih mazhab Syafi‟i.
b.
Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis taklim
dan halaqah.
c.
Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh ulama.
d.
Biaya pendidikan agama bersumber dari negara.
Kerajaan Islam yang kedua adalah Perlak di Aceh. Rajanya yang ke-6
bernama Sultan Mahdum Alaudin Muhammad Amin, adalah seorang ulama yang
mendirikan Perguruan Tinggi Islam. Lembaga tersebut mengajarkan dan membacakan
kitab-kitab agama, seperti kitab Al-Um karangan Imam Syafi‟i. Dari Pasai
dan Perlak ini, dakwah Islam disebarkan ke negeri Malaka, Sumatera Barat, dan
Jawa Timur.
Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal 916 H,
menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Aceh pada saat itu
merupakan sumber ilmu pengetahuan dengan sarjana-sarjananya yang terkenal di dalam
dan di luar negeri. Bidang pendidikan di kerajaan Aceh Darussalam mendapat
perhatian. Pada saat itu lembaga-lembaga Negara yang bertugas dalam bidang
pendidikan dan ilmu pengetahuan, di antaranya:
a.
Balai Seutia Hukama, lembaga ilmu pengetahuan,
tempat berkumpulnya para ulama, ahli piker dan cendekiawan untuk membahas dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
b.
Balai Seutia Ulama, jawatan pendidikan yang
mengurusi masalah pendidikan.
c.
Balai Jamaah Himpunan Ulama, tempat studi para ulama dan
sarjana dalam membahas persoalan-persoalan pendidikan.
Adapun jenjang
pendidikannya adalah sebagai berikut:
a.
Meunasah/Madrasah, berfungsi sebagai sekolah dasar, terdapat di setiap
kampung, materi yang diajarkan: menulis dan membaca huruf Arab, ilmu agama,
bahasa Jawi/Melayu, akhlak, dan sejarah Islam.
b.
Rangkang, masjid sebagai tempat berbagai aktifitas umat
termasuk pendidikan, setingkat dengan Madrasah Tsanawiyah, ada di setiap mukim,
materi yang diajarkan: bahasa Arab, ilmu bumi, sejarah, berhitung (hisab),
akhlak, fiqih, dan lain-lain.
c.
Dayah, setingkat dengan Madrasah Aliyah, ada di setiap daerah
Ulebalang dan terkadang berpusat di masjid, materi yang diajarkan: fiqih (hukum
Islam), bahasa Arab, tauhid, tasawuf/akhlak, ilmu bumi, sejarah/tata Negara,
ilmu pasti, dan faraid.
d.
Dayah Teuku Cik, setingkat dengan perguruan tinggi atau akademi,
materinya: fiqih, tafsir, hadits, tauhid, tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan
sastra Arab, sejarah dan tata Negara, mantiq, ilmu falaq, dan filsafat.
2.
Kerajaan di Kalimantan
Islam mulai mantap setelah berdirinya kerajaan Islam di
Bandar. Masih di bawah pimpinan Sultan Suriansyah pada tahun 1540 M. Pada tahun
1710, di Kalimantan dia terkenal sebagai pendidik dan mubaligh besar yang
pengaruhnya meliputi seluruh Kalimantan (Selatan, Timur dan Barat).
Sistem pendidikan Islam di Kalimantan berupa pengajian kitab
di pesantren, sistemnya sama dengan system pengajian di pondok pesanteran di
Jawa, terutama cara-cara menerjemahkannya ke dalam bahasa daerah.
3.
Kerajaan di Sulawesi
Sistem pendidikan Islam di Sulawesi adalah melalui pengajian
kitab di pondok pesantren. Hal ini tidak lain karena penyebar agama Islam di
sana adalah para murid dari para ulama-ulama yang sebelumnya juga telah
menyebarkan agama Islam melalui pengajian dan pendidikan di pondok pesantren.
Kerajaan yang mula-mula Islam di Sulawesi adalah kerajaan
Kembar Gowa Tallo pada tahun 1605 M. Dalam dua tahun seluruh rakyat telah
memeluk Islam. Mubaligh Islam yang berjasa adalah murid Sunan Giri, yaitu Abdul
Qadir Khatib Tunggal yang berasal dari Minangkabau.
4.
Zaman Walisongo
Peranan para Wali dalam penyebaran agama Islam sudah tidak
diragukan lagi. Dengan kerja keras dan ketekunan serta keikhlasan mereka mampu
merebut hati masyarakat. Adapun tempat penyebarannya yaitu di Jawa, dengan
berdirinya kerajaan para wali yaitu kerajaan Demak. Metode pendidikan Islam
yang mereka gunakan adalah pondok pesantren atau padepokan. Para wali
mengajarkan para santri dan masyarakat berbagai ilmu keagamaan. Adapun ilmu
tasawuf, ada seni budaya, juga ada yang bergerak dalam pemerintahan dan militer
secara langsung.
Komentar
Posting Komentar