Sejarah Perkembangan Kapitalisme




Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakan besar individualisme. Dibidang keagaamaan, gerakan ini melahirkan reformasi. Di bidang penalaran, gerakan ini menghasilkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Di bidang hubungan masyarakat gerakan ini melahirkan ilmu-ilmu sosial. Sedangkan di bidang ekonomi, gerakan ini menghasilkan kapitalisme. Konsep peradaban kapitalisme tidak hanya merupakan suatu sistem ekonomi, tetapi juga mencerminkan suatu cara hidup. Kapitalisme semula berkembang di Inggris pada abad 18, kemudian menjalar ke Eropa dan Amerika, akhirnya melanda ke seluruh dunia (Leo Agung, 2013: 69-70).
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Akan tetapi bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya seperti komunisme. Kapitalisme mulai mendominasi kehidupan perekonomian ekonomi dunia Barat sejak runtuhnya feodalisme. Akar kapitalisme dalam beberapa hal bersumber dari filsafat Romawi kuno. Hal itu muncul pada ambisinya untuk memiliki kekuatan dan meluaskan pengaruh serta kekuasaan. Kapitalisme berkembang secara bertahap dari feodalisme, bourgeoisme sampai pada kapitalisme. Selama proses itu berlangsung telah bekembang berbagai pemikirran dan ideologi yang melanda dalam arus yang mengarah pada pengukuhan hak milik pribadi dan seruan kebebasan. Kapitalisme menyeru dan membela liberalisme. Tetapi kebebasan politik telah berubah menjadi kebebasan moral dan sosial, kemudian berubah menjadi permisifisme.



Perkembangan Kapitalisme

Sejarah perkembangan kapitalisme sendiri melewati tiga fase antara lain sebagai berikut :
  1. Kapitalisme Awal (1500-1750)
Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad 16 sampai abad 17. Pada akhir abad pertengahan, industri sandang Inggris merupakan yang terbesar di Eropa. Industri sandang pedesaan di Inggris terus tumbuh pesat. Dalam hal ini industri wol di Inggris mempelopori kapitalisme sebagai sistem sosial dan ekonomi serta untuk pertama kalinya membuatnya berakar dari tanah Inggris. Hal ini disebabkan bahan mentah wol mudah diperoleh dalam negeri dan kaena adanya inovasi pemintalan dengan mesin. Indistri sandang ini terus berlanjut pada usaha perkapalan, pergudangan, bahan-bahan mentah, barang- barang jadi dan variasi bentuk kekayaan yang lain.
Kapitalisme awal juga menyaksikan timbulnya negara-negara nasional kuat di Eropa Barat yang menjalankan kebijakan-kebijakan merkantilisme. Dengan demikian, politik merkantilisme mendorong lahirnya imperialisme kuno, yakni suatu ambisi untuk mencari daerah jajahan dengan tujuan utama menguasai perdagangan secara monopoli guna memperoleh keuntungan.

  1. Kapitalisme Klasik (1750-1914)
Kapitalisme klasik berlangsung sekitar tahun 1750 sampai tahun 1914. Awal munculnya tahap ini diawali dengan munculnya revolusi industri di Inggris. Revolusi industri ini dipicu dengan ditemukannya mesin uap, sehingga mulai muncul mesin-mesin dengan skala besar untuk membantu memproduksi barang dalam jumlah banyak. Hal ini menimbulkan pergeseran dari perdagangan publik ke perdagangan industri. Pada fase ini jugalah muncul "bapak kapitalisme", Adam Smith, yang terkenal dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Ajaran kapitalisme Adam Smith yang terkenal dalam buku ini adalah laissez faire dan invisible hand.
Jadi Laissez faire capitalism dipahami sebagai pemisahan anatara urusan ekonomi dengan negara. Dari pendefisian ini ternyatakan bahwa kapitalisme terkandung sebuah prinsip yang melarang adanya otoritas negara untuk ikut campur tangan dalam masalah ekonomi dan didasarkan pada pengakuan hak-hak individu (Adji Samekto, 2005: 11). Sedangkan yang dimaksud dengan invisible hand (tangan gaib) adalah bahwa setiap individu dibimbing oleh "tangan tak terlihat" dalam merealisasikan kepentingan dirinya sendiri.

  1. Fase Lanjut (sejak 1914)
Momentum utama fase ini adalah terjadinya Perang Dunia I, kapitalisme lanjut sebagai peristiwa penting ini ditandai paling tidak oleh tiga momentum. Pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika, ditandai mata uang dolar yang mendominasi dunia. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa- bangsa di Asia dan Afrika sebagai ekses dari kapitalisme klasik, yang kemudian memanifestasikan kesadaran itu dengan perlawanan. Ketiga, revolusi Bolshevik Rusia yang ingin menghancurkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama.
Kapitalisme lanjut merupakan fase lanjutan dari kapitalisme industri. Dalam fase ini, kapitalisme bukan semata lagi hanya mengakumulasi modal tapi lebih dari itu, yaitu investasi. Dalam arti ini, kapitalisme tidak hanya bermakna konsumsi dan produksi belaka, tapi menabung dan menanam modal sehingga mendapatkan keuntungan berlipat dari sebuah usaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPE-TIPE VOKAL DAN JANGKAUAN VOCAL(VOCAL RANGE) WANITA

Curhat : Ada Apa Dengan Yuri On Ice???

Antropologi : Sistem Religi