Sejarah Intelektual : Perkembangan Fasisme Di Dunia
Fasisme
pertama kali muncul di Eropa pada tahun pada tahun 1922 saat Italia dibawah
pimpinan Benito Mussolini, selanjutnya fasisme mulai berkembang di Jerman pada
tahun 1933 serta di Spanyol pada tahun 1939. Sementara di Asia Jepang menjadi
negara fasis pada tahun 1930 an. Di belahan bumi lainnya Argentina juga muncul
menjadi negara fasis pada tahun 1943 dalam suatu pemberontakan yang dilakukan
oleh opsir-opsir dibawah pimpinan Kolonel Peron.
1.
Fasisme di
Italia
Fasisme
Italia (bahasa Italia: Fascismo) adalah ideologi fasisme yang berkembang di
Italia. Ideologi ini dikaitkan dengan Partai Fasis Italia (yang menguasai
Kerajaan Italia dari tahun 1922 hingga 1943 di bawah kepemimpinan Benito
Mussolini), Partai Fasis Republikan (yang berkuasa dari tahun 1943 hingga
1945), Gerakan Sosial Italia, dan gerakan-gerakan neo-fasis lainnya. Fasisme
Italia berakar dari nasionalisme Italia dan keinginan untuk merestorasi dan
memperluas wilayah Italia, yang dianggap penting oleh para fasis untuk
menegaskan keunggulan dan kekuatan bangsa dan menghindari keruntuhan. Para
fasis Italia mengklaim bahwa Italia modern adalah penerus Romawi Kuno dan
mendukung pendirian Kekaisaran Italia untuk menyediakan spazio vitale
"ruang vital" bagi para penetap Italia dan menguasai Laut Tengah.
Fasisme
Italia mendukung sistem ekonomi korporatisme, yaitu sistem yang menghubungkan
sindikat majikan dan pekerja dalam asosiasi-asosiasi agar dapat secara kolektif
mewakili produsen ekonomi bangsa dan bekerja sama dengan negara untuk menetapkan
kebijakan ekonomi nasional. Mereka mendukung korporatisme sebagai alternatif
dari kapitalisme dan Marxisme, yang menurut mereka sudah usang".Para fasis
ingin sistem tersebut menyelesaikan konflik kelas melalui kolaborasi antar
kelas. Fasisme
Italia menentang liberalisme dan sosialisme, namun juga menentang konservatisme
reaksioner yang dikembangkan oleh Joseph de Maistre. Para fasis yakin bahwa
keberhasilan nasionalisme Italia hanya dapat dicapai bila rakyat menghormati
tradisi, merasa memiliki masa lalu yang sama, dan berkomitmen untuk
memodernisasi Italia.
Terdapat
beberapa factor yang menyebabkan
terbentuknya fasisme di Italia, diantaranya sebagai berikut :
- · Kekecewaan rakyat Italia atas penyimpitan wilayah (hanya dapat wilayah Tirol dan Istria) akibat Perang Dunia I yang bertolak belakang dengan cita-cita negara Italia, yaitu Italia Irrendenta atau Italia Ia Prima.
- · Keinginan Italia untuk mengulang masa kejayaan Romawi Kuno dengan lambang fascio
- · Kelemahan atas atas kebijakan pemerintah ketika di pimpin oleh Raja Victor Emmanuel III
- · Kemenangan partai fasis saat pemilu tahun 1923 dengan mengalahkan partai sosialis dan memperoleh sebagian besar dari jumlah kursi yang ada.
Bennito
Mussolini memperoleh kemenangan dalam pemilu pada tahun 1923 dan dapat
menduduki jabatan perdana mentri pada tahun 1924. ia memerintah secara
ditaktor, yakni berkuasa mutlak untuk memaksa rakyat dengan menggunakan paham
yang mengutamakan kepentingan negara adalah segala-galanya sehingga siapapun
tidak boleh menentang negara dan kepentingan negara.
Upaya Bennito Mussolini sebagai pemimpin partai
Combattimento atau persatuan perjuangan dalam mengembangkan kekuasaanya telah
mengambil beberapa tindakan berikut:
·
Menyingkirkan
lawan-lawan politiknya yang mencoba merintangi usahanya.
·
Membentuk Italia
Irrendenta atau Italia Raya, seperti zaman Romawi Kuno dengan usaha menduduki
wilayah di sekitarnya.
·
Membentuk
hubungan politik poros Roma – Berlin yang isinya antara lain, Jerman akan
membantu Italia melawan Inggris di Laut Tengah dan Italia akan membantu
mengembalikan wilayahnya yang di ambil Inggris
saat perang Perang Dunia I.
·
Membentuk
hubungan politik poros Italia, Jerman, dan Jepang untuk menghadapi Rusia yang
di tandai dengan perjanjian antikomunis internasional (Anti Comintern Pact).
2.
Fasisme di
Jerman
Sebuah partai bernama Partai
Pekerja Sosialis Nasional Jerman (National Socialist German Workers’ Party),
didirikan pada tanggal 5 Januari 1919 oleh seorang yang segera terlupakan,
Anton Drexler. Dalam bulan September 1919, Adolf Hitler menjadi anggota nomor
tujuh dari komisi politik partai tersebut, dan dalam bulan Maret 1920, partai
ini secara resmi terkenal dengan nama Nationalsozialistiche Deutsche Arbeiter
Partei (NSDAP) (Pinson, 1961:480). Partai inilah yang kemudian dikenal luas dengan sebutan
Nazi (Craig, et al., 1986 : 1116). Nazi mengumandangkan suatu program yang
terdiri atas 25 butir, antara lain : meninggalkan Perjanjian Versailles,
penyatuan Austria dengan Jerman, pemisahan orang-orang Yahudi dari warga negara
Jerman, pembaharuan agraria, larangan spekulasi tanah, dan mengganti toko serba
ada dengan toko-toko pengecer (Craig, et la., 1986 : 1116).
3. Fasisme di Spanyol
Salah satu realita dari wujud fasisme yang terjadi di
Spanyol pasca perang sipil Spanyol tahun 1939 dimana Spanish Falange kehilangan pemimpin mereka yaitu Jose
Antonio Primo de Rivera ketika dieksekusi oleh kelompok militan sayap kiri di
bawah pimpinan Jenderal Francisco Franco. Sejak rezim Franco
memerintah di Spanyol, fasisme mulai terlihat dalam sistem pemerintahannya. Ia banyak
melakukan tindakan yang bersifat pemaksaan secara ide, gagasan, maupun tindakan
yang diantaranya yaitu perubahan terhadap kebijakan terdahulu untuk memperkuat National Building pasca Perang Saudara yang memang telah
mengakibatkan Spanyol menjadi terkotak-kotak. Franco dianggap mempunyai gaya
kepemimpinan fasisme yang diktator, karena di masa kepemimpinannya, terdapat
beberapa kebijakan Franco yang controversial yakni pelarangan penggunaan
budaya, bahasa, atribut daerah dan hanya diperbolehkan untuk menggunakan bahasa
Spanyol sebagai bahasa resmi serta pemusatan pemerintahan di Ibukota Madrid dan
pelarangan pengibaran bendera selain bendera Spanyol.
Dengan adanya kebijakan Franco
tersebut, maka timbullah banyak perlawanan dari masyarakat, terutama mereka
yang berada di luar wilayah Madrid. Namun tidak banyak protes yang bisa
dilakukan karena pemerintahan Franco yang otoriter dan siapa yang berani
menentangnya akan ditangkap dan dijatuhi hukuman. Hal inilah yang menjadikan
banyak daerah di Spanyol berusaha untuk memisahkan diri dan menganggap diri
mereka bukanlah bagian dari negara Spanyol, yaitu Basque dan Catalonia.
Komentar
Posting Komentar