AMERIKA KUNO : Kebudayaan Tinggi di Andes



Dari corak alamnya tidak ada Negara lain di dunia yang sedikit pun mirip Peru. Pantainya berbentuk gurun yang hampir tidak pernah mendapat hujan dan tempat yang dapat dihuni hanyalah waha terpencar-pencar yang mendapatkan airnya dari sungai-sungai kecil bersumber tetesan air sedikit-sedikit dari Pegunungan Andes. Di bagian timur Andes, tanahnya miring dengan curam menuju cekungan Amazon yang merupakan dataran luas dan panas. Sungai-sungai lebar berkelok-kelok lamban melalui dataran-dataran berhutan rimba dalam perjalanan jauh sejauh 3.200 km menuju Samudera Atlantik.
Ketika Francisco Pizarro dan sekelompok konkuistador dari Spanyol menyerang Peru pada tahun 1532, mereka menemukan Negara Inka yang terorganisasi rumit dalam jangkauan sejauh 4.000 km dari perbatasan selatan Kolombia sekarang sampai Sungai Maule di Chili tengah. Orang pertama yang sampai ke Andes adalah pemburu dan pemgumpul yang melintasi Tanah Genting Panama sekurang-kurangnya 12.000 tahun yang lalu, mungkin jauh sebelumnya. Menurut bekasnya yang langka, mungkin memiliki teknologi sangat bersahaja dan melintas tanpa membawa budaya pertanian, mereka datang jauh sebelum pertanian mulai berevolusi di Amerika Tengah.
Di sepanjang pantai yang miskin hujan ini tersebarlah bukit-bukit bundar rendah yang menurut uji karbon 14 berasal dari tahun 3750 sebelum Masehi. Orang yang meninggalkan bukit-bukit sampah serta reruntuhan dinding rumah itu dahulu tinggal dalam rumah permanen dari batu bata jemur yang beratap kayu dan gelagah, tetapi mereka membuat kain dari serat liar yang kasar, memakai tutup kepala dari kulit berhiaskan cangkang kerang dan memainkan seruling kayu. Jauh sebelum tahun 1500 sebelum Masehi, di Peru orang sudah mulai tinggal di desa dengan menggantungkan hidupnya pada penangkapan ikan, cocok tanam, atau keduanya.
Pada tahun 1940, ahli arkeologi Julio C. Tello dan Rafael Larco Hoyle dari Peru serta Profesor Wendell C. Bennett dari Universitas Yale, menggali masa lalu bahwa sekurang-kurangnya 1000 tahun lebih awal, suatu kebudayaan yang giat telah menyebar luas di Peru utara dan tengah. Peradaban Peru yang pertama ini disebut kebudayaan Chavin, karena pusatnya paling mengesankan adalah Chavin de Huantar di lereng tinggi Peggunungan Andes sebelah timur. Pada tempat itu, di lembah yang sempit, 3060 meter tingginya di atas permukaan laut, berdirilah Kastillo, bangunan besar dari batu yang luasnya hampir 75 meter persegi. Di dalamnya terdapat tiga tingkat ruangan dan gang kecil-kecil, dengan tangga dan lantai miring sebagai penghubungnya.
Rumah itu mungkin rumah dewa, bukan rumah makhluk biasa, tempat rahasia dari suatu agama yang aneh. Pada salah satu serambinya yang suram berdiri sebuah patung dewa batu tinggi dengan muka manusia-jaguar yang meringis. Pengertian tentang dewa yang sebagian manusia sebagian kucing ini tidak hanya terdapat di Peru, melainkan juga merupakan tema pokok kebudayaan Omlek, yaitu peradaban pertama yang berhasil di Amerika Tengah – peradaban ini tumbuh subur di Meksiko selatan pada tahun 1000 sebelum Masehi. 
Sejak saat itu banyak teori yang mencoba menerangkan hubungan ini dan peranannya dalam munculnya budaya Chavin. Teori yang paling besar kemungkinannya adalah bahwa beberapa di antara desa-desa yang telah lama ada di Peru telah menjadi kota berukuran lumayan, tetapi kota-kota ini tidak menaruh perhatian keluar. Lalu datanglah dewa jaguar, lambing kekuatan serta kekuasaan adrikodrati yang pemujaannya meluas dari kota ke kota.
Di Semenanjung Parakas yang kering di bagian selatan Peru, misalnya terdapat makam yang berumur 2000 tahun tempat penguburan orang yang bahan tekstilnya sampai sekarang dianggap hebat. Di sebuah situs yang disebut Parakas Nekropolis, telah digali 429 mumi, mungkin mumi kepala suku atau imam, yang masing-masing terbungkus kain tenun indah berlapis-lapis dalam sikap duduk.
Dari abad ke abad kebudayaan Parakas lambat laun berbaur dengan kebudayaan Nazka, yang pusatnya ada di lembah Ika dan Nazka, 160 km ke arah pantai. Orang Nazka meneruskan tradisi tekstil Parakas dengan setik-setiknya yang halus. kebanggaan utama orang Nazka adalah barang tembikarnya yang halus. desainnya bebas serta beraneka ragam. Ada yang naturalistis, bergaya hias dengan muka jin dan dewa tapi kebanyakan desain berupa muka kucing yang kadang kala berkumis melintang.
Orang Mochika (dari Moche, sungai di dekat kota Trujillo sekarang) adalah orang bersemangat dan gemar berperang yang memperluas kekuasaannya ke beberapa lembah di dekatnya. Dari barang-barang tembikar yang mereka ikutkan dalam penguburang jenazah terungkaplah pengetahuan yang hampir seperti rekaman foto tentang kehidupan orang Mochika. Ada dua macam barang tembikar yang menonjol, yaitu yang dibentuk menurut contoh dan yang digambari.
Di Tiahuanako, yang terletak antara perbatasan Peru dan Bolivia, sedang terbentuk salah satu di antara lembaga-lembaga yang khas Amerika kuno, yaitu pusat upacara. Meskipun telah lama dihuni, tempat itu tidak menarik pendatang karena terletak hampir 4.200 meter diatas permukaan laut di tengah alam yang suram dan berbatu-batu. Tetapi dewa yang baru telah diangkat di tempat ini mempunya daya tarik tersendiri. Nama dewa baru itu tidak akan pernah diketahui, tetapi gambarnya jelas karena telah terukir pada pintu gerbang kuil monolitik di Tiahuanako. Ukurannya kaku dan tidak realistic dan menggambarkan laki-laki gemuk yang berdiri dengan kepala tertutup topi rumit berbentuk kepala puma.
Ketika orang Inka memulai prestasi hebatnya memperluas daerah di sepanjang Pegunungan Andes, peradaban Peru sudah lama tumbuh dengan subur. Seperti di Amerika Tengah, di Peru pun tidak ada pengetahuan tentang roda. Tidak ada bahasa tulis yang ada hanyalah bahasa pengganti yang sangat tidak berarti, yakni semacam catatan berupa simpul-simpul tali yang disebut quipu. Sumbangan bangsa Inka adalah kekuatan organisasinya yang hebat. Ketika mereka muncul suatu waktu setelah tahun 1200, organisasi politik sudah maju di pantai. Ada beberapa versi dongeng tentang asal mula orang Inka. Menurut versi paling terkenal, empat laki-laki dan empat perempuan bersaudara, semuanya anak Dewa Matahari, muncul dari sebuah gua, kira-kira 29 km di tenggara kota Kuzko. Dari gua di dekatnya muncul sekelompok pengikut. Merekalah orang Inka – kata itu mula-mula adalah sebutan sekelompok puak dan kelak berarti raja puak itu, “Inka”. Kini istilah itu menjadi sebutan bagi orang dalam kerajaan Inka.
Pada tahun 1523, untuk pertama kali kerajaan Inka telah kedatangan seorang Eropa, meskipun hanya sekilas. Orang itu petualang Spanyol bernama Alejo Garcia – kapalnya karam di pantai Brasilia – dan berjalan tanpa tujuan ke pedalaman, lalu bergabung dengan segerombolan orang Indian Paraguay liar yang menyerang ke pos-pos Inka terdepan. Serangan itu dengan mudah digagalkan, Garcia kembali ke Paraguay, tetapi ia terbunuh sebelum sempat menyampaikan banyak keterangan tentang kerajaan yang menakjubkan di Pegunungan Andes itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TIPE-TIPE VOKAL DAN JANGKAUAN VOCAL(VOCAL RANGE) WANITA

Curhat : Ada Apa Dengan Yuri On Ice???

Antropologi : Sistem Religi